Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Agustus, 2007

Paroki Apo Kayan adalah paroki pedalaman di wilayah keuskupan Tanjung Selor. Di bawah ini akan diuraikan keadaan paroki secara umum, letak wilayah , jumlah umat, kehidupan sehari-hari mereka dan pendidikan yang ada di desa atau stasi. Tujuan penulisan ini dipersembahkan untuk mengenang 100 tahun Keuskupan Samarinda.  Diharapkan dengan tulisan ini dapat menambah pengetahuan umat yang sudah mengenal atau belum mengenai keberadaan salah satu paroki pedalaman yang selalu terbuka untuk diziarahi.

 1. Wilayah Paroki Apo Kayan 

apokayan1.jpg

Wilayah Gereja Kaltolik Paroki St Lukas Apo Kayan terletak didalam wilayah  tiga kecamatan yang termasuk daerah pemerintahan kabupaten Malinau. Kabupaten Malinau itu sendiri termasuk daerah Propinsi Kalimatan Timur yang termasuk juga daerah di wilayah utara pulau kalimatan. Kabupaten ini berusia kurang lebih 5 tahun. Tiga kecamatan yang menjadi wilayah pelayanan pastoral Paroki Apo Kayan meliputi Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Selatan dan Kecamatan Sungai Boh. Daerah kecamatan Kayan Hulu dan selatan disebut juga sebagai daerah perbatasan dengan negara Malaysia, serawak bagian timur. Wilayah ini disebut Apo Kayan karena berada di wilayah perbukitan yang dilalui sungai Kayan atau daerah hulunya sungai Kayan.

Umat Stasi yang berada di wilayah Kecamatan Kayan Hulu berada di desa Long Nawang. Sedangkan umat Stasi yang berada di wilayah Kecamatan Kayan Selatan meliputi desa Metulang-Long Ampung, Lidung Payau, Sungai Barang. Yang berikutnya Umat Stasi di desa Agung Baru, Lebusan, Data Baru, Mahak berada di wilayah Kecamatan Sungai Boh atau disebut juga Kecamatan Mahak. Kecamatan ini adalah daerah  kabupaten Malinau yang paling selatan berbatasan dengan kabupaten Kutai Kertanegara dan Kutai Timur.

Pusat Paroki St Lukas Apo Kayan terletak di desa Metulang berdekatan dengan desa Long Ampung yang termasuk daerah pemerintahan Kacamatan Kayan Selatan. Dipilihnya pusat paroki didaerah ini berdekatan dengan bandara udara perintis. Dimana Bandara perintis Long Ampung (Apo Kayan)  merupakan yang terbaik, sudah beraspal, daripada bandara perintis yang ada di daerah Kecamatan-kecamatan Apo Kayan yang lainnya. Pesawat perintis adalah satu-satunya sarana transportasi yang sangat penting bagi masyarakat sekitar Apo Kayan menuju kota Kabupaten Malinau, Tarakan dan Ibu Kota Propinsi Samarinda untuk pelbagai keperluan. Ada ceritera yang mengatakan bahwa meskipun orang pedalaman tapi sering naik pesawat terbang. Sampai sekarang tidak ada jalan darat atau sungai yang dapat memasuki Wilayah Apo Kayan. Tiadanya jalan darat ini semakin membuat masyarakat tergantung dengan kelancaran pesawat, misalnya untuk anak sekolah, kebutuhan sehari-hari seperti garam, gula, orang sakit dan banyak lagi lainnya.

apokayan2.jpg

Paroki Apo Kayan dan daerah stasi-stasi sebagian besar adalah desa-desa pedalaman yang dikelilingi ladang masyarakat, hutan, sungai dan perbukitan. Perjalanan dari paroki ke stasi yang terdekat, misalnya stasi Lidung Payau bisa ditempuh dengan jalan kaki lebih kurang 2 jam, atau naik ketinting lebih kurang ½ jam – 1 jam tergantung kondisi sungai. Bisa juga ditempuh menggunakan sepeda atau sepeda motor bila cuaca tidak hujan. Sepeda motor dan Ketinting (ches) bisa digunakan bila tersedia bahan bakar bensin yang didatangkan dari perbatasan malaysia atau dari malinau. Sering terjadi bahan bakar tidak serdia karena transportasi pesawat terhambat , jikalau ada persediaan harganya luar biasa mahalnya 1 lt bisa mencapai 18-25 ribu rupiah. Bahan bakar dari Malaysia biasanya bensin campur yang tidak sesuai dengan mesin produksi dalam negeri.

Dilihat dari daerah, jalur sungainya dan rute turne ke stasi, wilayah Paroki Apo Kayan bisa dibagi menjadi 2 bagian. Bagian yang pertama adalah wilayah Apo Kayan itu sendiri. Wilayah Apo Kayan meliputi Stasi Long Nawang (Kecamatan Kayan Hulu),dan Stasi St Lukas Metulang-Long Ampung, St Sisilia Lidung Payau, St Petrus Sungai Barang yang berada di Kecamatan Kayan Selatan. Yang Kedua, Wilayah Sungai Boh (Kecamatan Sungai Boh) meliputi Stasi St Maria Goreti di desa Agung Baru, St  Martinus di desa Lebusan, St  Markus di Desa Dumu Mahak. Pembagian ini menurut sungai dan rute dari paroki ke stasi Agung Baru, Lebusan dan Mahak. Perbedaan ini terasa setelah dari stasi Sungai Barang (kecamatan Kayan Selatan) menuju Stasi Agung Baru (Kecamatan sungai Boh) melewati bukit  “bukit Mose” dan sungai Payang yang disebut juga hulunya sungai Boh, daerah ini bisa dikatakan batas kedua daerah. Waktu tempuh antara kedua daerah ini begitu lama bisa 1 hari perjalanan baik dengan berjalan kaki dan naik ketinting atau ches (perahu kayu bermotor). Selain itu stasi-stasi wilayah Kecamatan Sungai Boh juga bisa ditempuh melalui Samarinda naik kapal feri lewat sungai Mahakam dan berhenti di stasi Batu Majang wilayah Paroki Ujo Bilang, masuk di wilayah kabupaten Kutai Barat dan Keuskupan Samarinda. Untuk sampai di Stasi Mahak dari Batu Majang harus menunggu kendaraan perusahaan penebangan kayu yang beroperasi di daerah ini. Kendalanya kendaraan yang menuju ke stasi Mahak tidak setiap hari ada dan waktu tempuhnya 8 jam.

Read Full Post »